Jumat, 18 November 2016

Hujan! Ngaji Gak Ya?

Kringggg… Kringg……
“Tara, ada telpon tuh. Tolong diangkat, nak.” Teriak ibu dari dalam kamar.
“ Iya, Bu.” Tara sedikit mempercepat langkahnya agar bisa segera mengangkat gagang telepon.
“Tara, aku hari ini gak berangkat mengaji. Di sini hujan. Dan aku takut kehujanan” suara Ken dari seberang terdengar sedikit tergesa. Lalu telpon ditutup.
“Ah, Ken selalu begitu. Ada apa dikit gak mengaji. Hujan dikit gak mengaji. Ayahnya pulang dari luar kota gak mengaji. Sekolah juga gitu. Banyak banget ijinnya.” Gerutu Tara kesal.
“Ada apa, Tara?” Tanya Bunda menghampiri Ken yang tampak kesal.
“Itu, Bu, Ken. Lagi-lagi Ken gak masuk mengaji gara-gara hari ini hujan. Padahal kan hujannya gak deras banget. Lagipula Ken bisa minta diantar ayahnya pakai mobil. Apa Tara gak usah berangkat ngaji juga, Bu?” Tara sedikit bimbang. Ken adalah teman Tara di sekolah sekaligus teman mengaji. Teman Tara dan Ken tidak banyak yang mengaji di tempat mereka mengaji. Teman-temannya lebih suka mengaji di mushola dekat rumah daripada di tempat tara dan Ken mengaji yang jaraknya lumayan jauh dari rumah.
“lho? Kok mau ikutan gak masuk? Kan bisa diantar Ayah. Lagian, hujannya gak deras banget lho, nak.” Jawab ibu sambil tersenyum seakan mengingatkan ucapan Tara.
Tara, anak gadis kecil usia 10 tahun kelas lima Sekolah Dasar. Orang tuanya selalu mengajari untuk berangkat sekolah ataupun mengaji tepat pada waktunya. Tidak membolos atau ijin kecuali memang ada hal yang penting atau darurat. Kalau hujan turun, Tara diantar oleh Ayahnya atau saudara agar Tara tetap bisa mengikuti kelas mengaji. Hal tersebut, tidak hanya berlaku untuk Tara. Ayah dan Ibu Tara juga melakukan kewajibannya meski hujan turun, misalnya saja Ayah tetap berangkat kerja di saat hujan turun dan ibu tetap berangkat mengajar meski hujan turun. Bagi keluarga Tara, hujan bukanlah halangan untuk melakukan aktivitas ataupun kegiatan yang berhubungan dengan kemaslahatan umum. Hujan adalah anugerah dari Allah. Selama hujan turun tanpa badai, mari kita tetap beraktifitas.


2 komentar:

  1. Orang tua tara patut dicontoh...dlm keadaan apapun tara hrus bisa mngaji dn skolah..kdepannya mngkin tara mnjadi pribadi yg rajin..krn tanpa trasa tara tlah diajarkan sikap disiplin oleh orang tuany...nice postny mbak..meski pndek cerpenny, tpi ada hikmahny...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, mas...
      Dan menjadi orang tua teladan dalam kebaikan butuh perjuangan...

      Hapus

Silahkan tinggalkan jejak di blog saya.. :-)