Rabu, 10 Oktober 2012

Barang Kecil, Sayang namun Harus Segera Diungsikan

Awal menuju pertengahan bulan Oktober (o9/10/12), mumpung di kamar sendiri dan tenaga sedang berlebih dikarenakan emosi yang meluap, kiranya sangat bagus dilampiaskan untuk beberes. Mulai dari ngepack buku yang kiranya sudah harus dibawa pulang, ngepack baju yang harus sudah diungsikan, juga menyeleksi mainan kecil, barang-barang kecil hasil koleksi saya dari semester awal. Ya, semuanya harus segera dipilih, mana yang tetap akan menemani saya di Jogja, dan mana yang harus dipulangkan, juga mana yang harus masuk kantong sampah (maafkan ya...bukannya aku tak sayang barangku, tapi memang sudah selayaknya untuk dimusnahkan).

Sebenarnya tidak banyak baju yang harus diungsikan, karena pada dasarnya saya tidak sesering beli jajan dalam hal koleksi baju (hahaha). Namun, sesuatu yang mengejutkan saya adalah ternyata betapa banyaknya mainan kecilku, dari hal sepele tiada guna sampai hal yang sangat ku sayang. dari barang yang tidak ada harganya hingga berharga yang lumayan membuatku menarik nafas.... 

Betapa aku baru menyadari, bahwa aku punya hobi beli barang kecil (aksesoris). Yah.. dan sekarang aku harus merelakan mereka dimasukkan ke dalam kardus agar nantinya mudah untuk di bawa ke tempat hidup saya selanjutnya. Selain hobi untuk membeli barang mainan, ternyata saya juga senang mengumpulkan barang-barang kecil yang sekiranya itu mempunyai hubungan sejarah atau cerita masa lampau. misal saja, dalam kumpulan barang-barang kecil itu ada beberpa plastik yang lucu, yaitu plastik bungkus pernak-pernik yang saya beli dari Strowberry, Cerry, Naughty, dan tempat-tempat penjualan pernak-pernik lainnya. benar-benar diluar dugaan, plastik itupun sudah terkumpul lumayan banyak. Sebenarnya, saya menyimpan plastik itu bukan karena apa-apa, semua hanya karena plastiknya lucu dan (mungkin) suatu saat aku akan membutuhkannya. 

Hal lain yang membuat teman saya terpingkal adalah simpanan potongan rambut..(hahaha). Kesannya memang sedikit jorok, namun saya sudah menyimpan potongan rambut ini selama beberapa tahun, sekitar 3 tahun. Sebenarnya itu rambut tidak ada tidak ada istimewanya, namun beda buat saya karena ini rambut adalah hasil potongan rambut saya untuk pertama kalinya di Jogja. Saat itu, di malam hari (lupa kapan tepatnya), namun bertepatan pada awal tahun 2010 saya sedang badmood, gerah, dan juga entah apa yang kurasa. benar-benar campur aduk. malma itu juga aku menangis semalaman karena merindukan seseorang yang terkasih dan juga ortu. Maka pagi harinya saya memutuskan untuk minta tolong kepada teman kos agar rambut ini dipotong saja. Setelah semua terjadi, rasa penyesalan menjalar dalam tubuh ini, maka kuputuskan untuk menyimpannya. Dan sekarang, aku menemukannya kembali. semua kenangan itu serasa hadir secara nyata di pelupuk mata. Begitu indah dan menyenangkan mengingat kenangan, mesi kenangan itu tak semanis gula jawa.. (hahaha), karena kenangan adalah sejarah hidup yang harus diingat untuk memperbaiki mutu hidup selanjutnya.

Selian dua hal itu, masih ada banyak hal lain yang itu membuatku terpingkal dan juga melas. Yah, kenangan itu untuk sementara harus disimpan. Dan lain kali harus dibuka kembali pada saat yang tepat.

Kini, beberapa barangku sudah siap untuk terbang ke Pati.... (yeyyy).

Sabtu, 06 Oktober 2012

Manusia, Tiada Puas!

Malam telah tiba, dan aku ingin segera pagi
Pagi mulai menyapa dunia, namun aku ingin segera siang
agar aku bisa melakukan banyak hal,
agar malampun segera tiba kembali.
Dan, aku akan baringkan penat,
hilangkan dahaga, juga tentramkan jiwa dari kegaduhan dunia.

Ah, sungguh ku tak tau apa yang kuharap.

Satu dua aku mencari
agar ku dapat, ingin kuraih
segala asa, tiada terbatas

Sekolah Dasar terlampaui,
Masuk Menengah, namun kadang ingin kembali 
juga ingin lebih atas
apa yang ku mau?
tiada puas yang ada,
ingin ke sana juga ke situ.
Sungguh banyak mau!
hingga pikir tiada lagi menampung. 

Hingga kini, aku tiada puas
ingin gapai langit, ingin gapai bulan, juga ingin gapai bintang
Namun sayang, hati tiada kuasa
mata nanar memandang, pikir panas melayang

Ah, jiwa ini letih
namun angan tiada lelah
maka, ingin ku seimbangkan raga
dalam angan, juga rasa yang tiada pernah terpuaskan.