Sabtu, 18 Februari 2017

NHW #4 –Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah

NHW #4 ini layaknya tamparan bagi saya agar  terbangun dari mimpi yang selama ini saya susun dengan indah. Ya, sepertinya kali ini saya tidak usah panjang-panjang dalam berceloteh. Karena yang saya butuhkan kali ini adalah harus introspeksi, koreksi, memperbaiki atau menyesuaikan, lalu bergegas melakukan dengan sepenuh hati.
Baik, saya harus menilik kembali mulai dari NHW#1 hingga NHW#3.

A.  Mari kita lihat NHW#1, apakah samapi harri ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini?
NHW#1 adalah mencari jawaban ilmu apa yang akan saya tekuni di universitas kehidupan. Di NHW#1 ilmu yang saya pilih adalah ilmu tentang menjadi ibu teladan yang memiliki rumah baca/ perpustakaan. ya, dengan saya memiliki dan menghidupkan rumah baca, maka dengannya saya ibsa bergerak melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dengan melibatkan anak sehingga saya bisa menjadi ibu teladan bagi anak saya.

B.  Mari kita lihat chekllist NHW#2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita?
Belajar konsisten melaksanakan checklist yang sudah saya buat di NHW#2. Disini saya menyadari betapa sulitnya untuk bisa konsisten dalam kebaikan. Tapi saya bersyukur bisa ada di kelas Matrikulasi ini sehingga lecutan semangat untuk “memantaskan diri” selalu ada untuk diri ini. Semoga ke depan bisa terlaksana semua dengan baik.

C.  Baca dan renungkan kembali NHW#3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksut Allah menciptakan kita di muka bumi ini?
Saya adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki satu putra. Selain sebagai ibu rumah tangga, saya memiliki tugas sebagai fasilitator PKH. Kegiatan saya banyak bersama ibu-ibu. Karena tugas Fasilitator PKH adalah mendampingi ibu-ibu yang tergolong tidak mampu untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah dan bisa mengelola keuangan bantuan tersebut untuk anaknya yang masih balita dan usia sekolah dengan baik. Bersama ibu-ibu dampingan saya, kami bisa saling berbagi ilmu yang kami punya.
Hal lain, Kecintaan saya dengan buku mengantarkan saya agar bisa mengoleksi buku sebanyak-banyaknya untuk bisa mendirikan Rumah Baca. Harapan saya, dengan adanya rumah baca, akan bisa menumbuhkan minat baca anak dan juga memberi kemudahan ibu-ibu yang membutuhkan buku baik buku tentang parenting ataupun buku lainnya sehingga kami bisa bermanfaat untuk masyarakat. Kegiatan yang saya buat di rumah baca saya laksanakan dengan melibatkan anak saya sehingga kami bisa sama-sama belajar.

Dari sini saya merasa menemukan visi dan misi dalam hidup, yaitu :
"menjadi ibu teladan bagi anak yang mampu meningkatkan minat baca anak-anak dan menyadarkan ibu-ibu tentang pentingnya pendidikan."

Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Fasilitator, pustakawan

D.  Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan visi dan misi hidup tersebut.
1. Ilmu seputar pengasuhan anak
2. Ilmu seputar pengelolaan rumah baca
3. Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

E.  Tetapkan milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan misi hidup.
Di tahun 2017 ini, dengan usia 29 saya akan memulai dari KM0. Adapun milestone saya adalah sebagai berikut :

1. 2017 menguasai ilmu pengasuhan anak
2. 2018 menguasai ilmu pengelolaan rumah baca
2019 menguasai ilmu tentang kemanfaatan 3. dan mampu bernbagi manfaat kepada banyak orang.

F.  Koreksi kembali checklist di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas.
Akan segera saya perbaiki, dan saat ini sdang proses menikmati pelaksanaan checklist yang sudah tersusun.

G.  Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan
Bismillah, dengan izin Allah semoga bisa.😊

Salam Ibu Profesional,

Nur Hasanah

Sabtu, 11 Februari 2017

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH NHW#3

Kelas Matrikulasi telah memasuki minggu ketiga, dan NHW #3 adalah tentang membangun peradaban dari dalam rumah. NHW #3 ini sangat luar biasa dan inspiratif. Kenapa? Karena dari sini saya harus mengembalikan masa dan rasa cinta seutuhnya dengan cara mengirimkan surat… Waaa hal ini menjadikan saya ingat saat masih gadis dulu. Saya dan suami pertama kali kenal di Desa kajen-Margoyoso-Pati pada tahun 2004. Saat itu kami masih sama-sama sekolah. Kami dikenalkan oleh seorang adik kelas yang kebetulan sudah seperti saudara suami sendiri. Saat itu kami belum pernah ketemu, hanya untaian suratlah yang menjadi penghubung komunikasi kami. Ya, ya. Surat cinta itu namanya. Tanpanya (surat cinta) hidup ini serasa ada yang kurang… Cieee
Hal itu berjalan lumayan lama. Setelah kami lulus dari sekolah, kami melanjutkan sekolah sesuai tujuan kami masing-masing. Dari sini, sudah tidak ada lagi surat cinta seperti biasa. Tapi, kami tidak lost contak. Masih ada cinta dalam jiwa. (Cieeeee). Dan ternyata, alat komunikasi semakin maju aj nih.
Dan Alhamdulillah,  tahun 2013 kami dipertemukan kembali dalam ikatan suci bernamakan pernikahan.
Kali ini, NHW#3 saya harus kembali membuat surat cinta. Alamakkk sangat deg-degan hati ini. Tapi e tapi, inginnya saya kasih langsung. Tapi, berhubung kami LDR, yasudah suratnya saya kirim via WA. Responnya? Aihh senang banget meski itu hanya via WA. 😉
Untuk membangun peradaban dari dalam rumah, saya harus mengenali potensi dan kelebihan yang dimiliki oleh keluarga saya.
Suami (Nuruddin, 30 tahun)
Suami saya termasuk suami yang sabar luar biasa karena bisa menghadapi saya yang penuh dengan kebawelan dan permintaan. Selain itu, beliau juga merupakan seseorang yang memiliki kesungguhan dalam melakukan suatu pekerjaan dan memiliki semangat yang tinggi. Suami saya memiliki keahlian sebagai Teknisi Komputer. Kesukaannya adalah memasang bongkar computer dan mesin-mesin lainnya. Keistimewaan beliau bagi saya adalah beliau merupakan suami yang menyayangi keluarga. Terbukti kesibukannya masih menyempatkan mengunjungi keluarga dan orang tua. Dan saat pulang ke rumah pasti selalu membantu kesaibukakn orang tua. Dan satu hal lagi yang menjadi tambahan penyedap kecintaan saya karena beliau suka memasak (ini masuk poin plus plus. Karena memiliki suami yang pintar dan suka memasak itu sangat membahagiakan, lho…).  Selain itu, suami memberi kepercayaan dan kebebasan istri untuk melakukan aktivitas yang dipilih, selama itu baik dan dilakukan secara konsisten.
Anak (Akmaluddin fachri Nur Ahmad, 2 tahun 7 bulan)
Fachri, dia adalah buah hati kami. Anaknya yang begitu lincah membuat kami selalu gemes. Si kecil Fachri sudah tau konsep diri meskipun belum begitu paham maknanya, yaitu “anak pintar dan lincah”. Selain lincah, Fachri anak yang ceria. Suka bercerita dan suka dibacakan cerita. Mainan yang sangat disukainya adalah main mobil-mobilan. Di usianya yang 2 tahun 7 bulan ini fachri sudah bisa diajak komunikasi dua arah, meskipun kadang ada beberapa yang belum bisa tertangkap dengan baik. Fachri bisa diajak kerjasama dengan baik. Hal ini terbukti saat Ayahnya mau berangkat kerja, Fachri ikut serta mengantarkan sampai depan rumah dan salim, cupika cupiki, jawab salam, dan dada. Begitu pula saat Bundanya mau berangkat kerja juga begitu, meski kadang rengekan kecil “Bunda di rumah saja..” sering terucap.
Istri (Nur Hasanah, 28 tahun)
Saya adalah istri yang masih banyak kekurangan. Inginnya jadi istri sholihah, penyabar dan menjadi ibu teladan. Tapi, dalam praktek untuk menjadi itu semua ternyata lumayan menguras tenaga. Lebih sulit dibanding ketika saya sedang menghadapi Ibu-Ibu dampingan saya. Tapi nih, kata suami, saya termasuk ibu yang baik. Alhamdulillah saya memiliki suami yang mendukung hobi saya. Saya suka sekali ketika anak minta dibacakan cerita. Kesenangan ini saya lengkapi dengan mengoleksi buku bacaan, baik itu Novel, buku anak atau lainnya. Harapan saya ke depan adlah agar saya bisa membuka Rumah Baca yang bisa dimanfaatkan oleh keluarga saya secara pribadi ataupun oleh Masyarakat umum secara gratis.



Tentang Lingkungan Tempat Tinggal saya
Saya bertempat tinggal di Desa Pelemgede RT 06 Rw 02, Kecamatan Pucakwangi Kabupaten pati. Daerah saya adalah perbatasan antara Kabupaten Pati dan BLora. Lumayan jauh dari pusat kota. Keadaan sekitar saya sekarang sudah lebih maju dari dahulu. Ruko-ruko sebagai pusat perbelanjaan sudah mulai didirikan sepanjang jalan. Di Kecamatan saya ada dua pasar yaitu Pasa Balong yang berlokasi di Kelurahan Pucakwangi dan pasar Soko yang berlokasi di Kelurahan Sokopuluhan. Aktivitas jual beli di pasar ini tidak setiap hari, namun terjadwal. Adapun jadwalnya adalah PON, KLIWON, dan PAING pasar Balong. WAGE dan LEGI pasar Soko. Siap-siap buka kalender saja kalo mau ke pasar.
Lembaga Pendidikan di tempat saya sudah ada kemajuan dari tahun ke tahun. Begitu pula, orang tua masa kini juga sudah mulai faham dan menyadari bahwa pendidikan itu sangat penting untuk masa depan anak. Sekarang sudah mulai banyak dibuka les belajar untuk anak-anak baik di sekolahan maupun secara individu. Melihat perkembangan ini sangat menyenangkan.
Namun sayang, perkembangan pendidikan yang ada di daerah (kecamatan) saya belum dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Misal saja perpustakaan. Di tempat saya belum ada perpustakaan umum yang memiliki banyak koleksi. Kalaupun itu ada, mungkin rumah baca yang dimiliki secara individu. Namun sayang, rumah baca yang ada masih belum aktif secara maksimal.
Jika bisa memilih, saya ingin ikut suami di Semarang. Tapi, dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami mengambil kesepakatan seperti sekarang.
Sepanjang berjalannya waktu, Disini saya serasa menemukan intan permata. Saya menemukan sesuatu yang dulu belum saya tahu. Masyarakat yang begitu ramah, gotong royong yang masih kental terjadi di masyarakat kami. Saya juga menemukan antusias ibu-ibu yang mau belajar menulis dan membaca. Dan semangat saya dibakar dengan semangat anak-anak yang mau mampir ke rumah hanya ntuk sekedar membuka buku koleksi saya atau sekedar bermain bersama anak saya. Ya, sepertinya kami harus disini. Mendampingi ibu-ibu, membersamai anak-anak, dan juga berjuang bersama keluarga tersayang.
Semoga tahun 2017 ini kami bisa lebih baik. Amiin…

Salam Ibu Profesional,

Nur Hasanah

Sabtu, 04 Februari 2017

Indikator Profesionalisme Perempuan NHW #2

Bismillah. NHW #2 ini luar biasa. Membuat saya (sedikit banyak) kelabakan. Bagaimana tidak? Setelah memahami materi tentang tahap awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggan Keluarga, maka tidak tanggung-tanggung kami diberi tugas belajar membuat “CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN” yang meliputi tiga hal.
Sebagai individu
Sebagai istri
Sebagai ibu
Saya benar kelabakan untuk mengerjakan ini. Bagaimana tidak? Dalam bayangan saya, professional adalah segala sesuatu yang perfect. Sedangkan saya? Sudah jelas, banyaklah kesalahan dan kekurangan saya. Tapi, saya tidak mau berfikiran jauh. Karena dalam membuat indicator di kelas #Matrikulasi Batch 3 ada kata kunci yang di singkat menjadi SMART (SPESIFIK, MEASURABLE, REALISTIC, dan TIMEBOND).
Sebelum saya menuliskan indicator, ada beberapa hal yang saya lakukan, yaitu sebagai berikut.
Indikator sebagai individu, jelas saya harus komunikasi dan kompromi dengan diri saya terlebih dahulu. Sekiranya apa yang akan saya tulis dan kedepan saya bisa melakukannya dengan baik.
Indikator sebagai istri, untuk yang satu ini jelas saya harus berkomunikasi dengan suami tersayang. Suami senang luar biasa dengan NHW #2 ini karena dengan ini suami bisa mengutarakan semua unek-uneknya. Ya, kata suami sih, saya sudah memenuhi standar sebagai seorang ibu yang baik. Tapi, sebagai seorang istri, masih banyak hal yang harus saya perbaiki. Suami saya juga mengatakan jika suami di rumah, bawaanya saya minta diperhatikan terus dan sepertinya saya gunakan sebagai alat “aji mumpung”. Satu hal lagi, terkadang saya marah tanpa sebab, dan itu menurut suami kedewasaan saya masih belum matang.
Sebagai ibu, berhubung anak saya masih kecil dan belum begitu paham jika diajak komunikasi tentang hal ini, maka saya ambil contoh ketika kami bermain bersama. Kadang, saya kebawa emosi jika si kecil rewel. Dan saat itu, si kecil akan bilang “ Bunda seng pinter” sembari mengelus alis yang hamper tertaut dikarenakan menahan emosi. Selain itu, saat saya akan berangkat kerja si kecil terkadang bilang “Ayi ikut” atau “Ibu tidak usah kerja”.
Nah, dari beberapa hal yang sudah saya tulis, maka saya akan menuliskan CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN yang (semoga) bisa saya jalan kan dengan baik dalam satu bulan ke depan dan seterusnya.
A.  Sebagai individu

1. Sholat di awal waktu
2. Melaksanakan sholat Dhuha dan dhuha 3. Sedekah dan menabung
4. One day One Juz
5. Tidak menunda pekerjaan
6. Semangat menambah ilmu dan wawasan
7. Berbakti kepada orang tua
8. Membaca dan menulis


B. sebagai istri
1. Patuh dan taat kepada suami
2. Tersenyum dan tampil cantik di depan suami
3. Memasak untuk suami dan keluarga
4. Mengatur keuangan
5. Membangun komunikasi yang baik
6. Sabar dan tidak marah tanpa sebab

C.  Sebagai ibu

1. Menjadi ibu yang sabar
2. Menyediakan waktu untuk anak saat tidak bekerja
3. Tidak mudah marah dan mengeluh
4. Mengajarkan nilai kebaikan
5. Mengajarkan sholat tepat waktu
6. Mengajarkan mengaji
7. Membaca buku dan bercerita setiap hari
8. Menjadi sahabat yang baik untuk anak



Alhamdulillah selesai sudah tugas NHW #2. Semoga indicator profesinalis ini tidak semata menjadi tulisan yang terabaikan. Semoga bisa menjadi acuan saya untuk bisa lebih baik ke depan.

Nur Hasanah.