Sabtu, 09 Februari 2013

Asiknya Belajar di KUMON

Jum'at, 8 Februari 2013 adalah hari pertama saya training untuk menjadi asisten di KUMON Semarang. Aneh rasanya, saya yang sudah lama meninggalkan dunia hitung menghitung, kini saya harus kembali terjun ke dalam dunia angka. Namun, ada kebahagian tersendiri yang saya rasakan. Rasanya seperti kembali ke masa kecil, Bernostalgia dengan kebahagiaan berkutat menelototi angka. Selain itu, aneh juga yang saya notabene-nya adalah pecinta Sastra tiba-tiba harus menyapa angka.

Tapi, meski aneh saya tak ingin mengambil pusing tentang keanehan itu. Karena dimanapun saya berada, apapun yang saya lakukan, di bidang apapun yang saya geluti, saya harus bisa mencintainya, saya harus selalu (mau) belajar. Saya harus bisa menggali ilmu baru tanpa harus meninggalkan ilmu lama yang sudah saya dapatkan di bangku Kuliah dan lainnya. Apapun itu, yang terpenting adalah bagaimana diri ini bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama.

Berbicara tentang keanehan ini mungkin tidak akan ada habisnya, karena teman-temamn di KUMON juga merasa aneh dengan keberadaan saya. Sudahlah, untuk sementara jangan hiraukan hal itu. yang penting, perhatikan saja proses saya belajar, proses saya untuk menjadi insan yang dewasa dan bertanggung jawab atas tugas dan amanah yang saya emban. yang penting, perhatikan bagaimana saya (belaljar) bisa menjadi pengajar yang dicintai anak-anak. Soal Sastra, soal Jawa semoga bisa diaplikasikan di tempat lain, bukan di KUMON.

KUMON, awal masuk adalah training. Saya datang sebagai manusia awam yang harus belajar dari asisten lainnya. Untuk pertama kalinya, saya belum bisa terjun langsung sebagia asisten. saya harus mengenal apa saya yang harus diketahui oleh asisten sebelum terjun langsung mendampingi anak-anak.

Ya, saya harus mengoreksi kerjaan anak-anak. Sumpah, lumayan mumet juga lihat deretan angka yang tiada henti. untungnya cara pengoreksiannya bisa lihat kunci jawabannya. Dan ini harus dilakukan karena pengoreksian harus benar-benar sesuai karena kalau betul tapi disalahkan oleh pengoreksi, dijamin kamu akan kena teguran dari asisten yang mengajar atau langsung dari pembimbing. Kenapa bisa begitu? iya, karena setiap murid habis ngerjain di kelas atau PR, otomatis harus dikorekski. Jika betul semua maka akan dikasihkan ke murid. Tapi, jika ada yang salah, halaman yang salah disobek dan harus kembali dikerjakan oleh sang murid. Nah, ini akan berhubungan lagi dengan asisten. Yah, begitulah cara kerjanya.

Dan bagiamana metode pengejarannya? tunggu cerita selanjutnya ya... :-)

6 komentar:

  1. hahaha..... iya mbak sarjana.. piye persiapane luk?

    BalasHapus
  2. Ka itu training selama 6 bulan yaa? Apakah itu langsung dapat gaji?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap kelas kumon mempunyai aturan dan kebijaksanaannya tersendiri mengenai upah/gaji karyawannya. Mengenai hal itu bisa kakak asisten tanyakan ke Ibu Pembimbing kelas kumonnya. 😊

      Hapus
  3. Apakah ada asisten tentor yg cowok kak ?

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan jejak di blog saya.. :-)