Senin, 10 Januari 2011

Ideal bagus, Tapi realistik adalah sempurna

Suami yang saya dambakan adalah yang bertanggungjawab pada keluarga, giat berdakwah dan rajin beribadah, cerdas serta pengertian, penyayang, humoris, mapan dan juga tampan.” Itu mungkin suami dambaan Anda duhai Ukhti . tapi jangan marah bila saya katakan bahwa seandainya kriteria itu adalah harga mati yang tak tertawar, maka yang ukhti butuhkan bukanlah seorang ikhwan melainkan kitab-kitab pembinaan. Kenyataannya tidak ada satupun lelaki didunia ini yang bisa memenuhi semua keinginan kita. Ada yang mapan tapi kurang rupawan, ada yang rajin beribadah tapi kurang mapan, ada yang giat dakwah dakwah tapi selalu merasa benar sendiri, dsb. Ini bukan berarti kita tidak boleh memiliki kriteria bagi calon suami/istri kita, lantas membuat kita mengubah prinsip menjadi ‘yang penting akhwat” atau “yang penting ikhwan”. Tapi realistislah, setiap menusia punya kekurangan – sekaligus kelebihan. Mereka yang menikah adalah orang-orang yang berani menerima kekurangan pasangannya, bukan orang-orang yang sempurna. Tapi berpikir realistis terhadap orang yang akan melamar kita, atau yang akan kita lamar, adalah kesempurnaan. Maka doa kita kepada Allah bukanlah,”berikanlah padaku pasangan yang sempurna” tetapi “ya Allah, karuniakanlah padaku pasangan yang baik bagi agamaku dan duniaku.
Masya Allah.... benar-benar indah...

Minggu, 09 Januari 2011

Minggu pagiku

minggu pagi yang menyenangjan, 
dengan semilir angin yang memanjakan kulit dan juga jiwa.
Ah, rindu sekali rasanya.
ingin segera berjumpa.

Kamis, 06 Januari 2011

Tak Usah Ragu

Sobat, liatlah orang itu
Jangan kau palingkan muka
Langkahnya tertatih, tak ada daya tuk lanjutkan perjuangan
Kenapa kau hanya tersenyum?
Tak ada pikir untuk menyapa
Apalagi niat untuk menolong

Kau umbar tawamu
Tak peduli penderitaan kakekmu
Kau umbar nafsumu
Tak peduli nasehat rentanya nenekmu
Biadab kau!!
Tak peduli sekelilingmu

Sobat, liatlah pohon itu
Telah tumbang termakan usia
Jangan pongah dengan hartamu
Jangan sombong dengan ‘rupa’ tampanmu
Apalagi dengan kemewahanmu
Semua itu bukan milikmu
Hanya titipan dari-Nya

Gak usah termenung
Jangan banyak pikir, apalagi pertimbangan
Yang hanya kan membuatmu ragu

lakukanlah
tanpa harus membiarkan mereka menderita