Kamis, 12 Januari 2012

Sudah Menjelang Pagi, Ada Apa dengan Parcen? # Akhir cerita

Hati kecil dan Hati besar menyadari bahwa mereka bukanlah manusia seperti kebanyakan manusia yang bisa dilihat secara nyata. dia hanya bisa dirasa oleh sang empunya. Mereka berpikir keras, sambil berguling juga berloncat, yang akhirnya hati besar mengemukakan ide briliannya.

"Hey, kecil.. ngapain kamu bengong gitu?" tanya hati besar sambil cengengesan.
"Jangan ganggu aku, besar.. aku lagi berpikir nyari cara agar Parcen tidak lagi bermuram durja.. tak tega aku ngeliatnya.. la kamu, ngapain cengengesan?? bukannya ngasih ide malah senyum gak jelas... kayak Supar aja kamu, sukanya ketawa gak jelas di pasar Bulumanis". Hati kecil sewot.
"Ah kamu... kok langsung ngatai aku gitu seh.. sebel!" jawab Hati besar tak terima.
"lho lho... kamu kok malah ikutan ngambek.. gimana ini..??" Hati kecil bingung.

Walhasil, mereka malah diem2an tanpa solusi.
"Besar,, jangan ngambek gitu... kalo kamu ngambek kasian Parcen, nanti dia sedih terus...kamu punya ide gak?hati kecil merayu hati besar.
"tadinya aku punya ide... tapi hilang mood gara-gara kamu gitu." Hati besar sok jual mahal.
"Tapi ya Cil... biasanya orang tu lebih suka dengerin kata Hatai kecil lho.. nah, kalo kamu punya ide yang menarik atau yang nyenengin coba aja diungkapkan. siapa tau ucapanmu terbawa hembusan angin dan nyantol di telingan Parcen terus meresap dalam sanubari dan bisa sedikit ngobatin Parcen. how?" Hati besar menjawab sekenanya, yang memang nanti itulah jawabannya...
"It's great!! tumben kamu pintar." Jawab Hati kecil memuji temannya.
Hati besar tersenyum ria karena diakuin kepintarannya. jarang-jarang hati kecil mau muji sesama hati yang lain.
"Yaudah, kamu mau gimana?" hati Besar membujuk lagi.
"Biasanya se kalau aku melihat kebanyakan orang yang lagi bete-bete gak jelas gitu biasanya mereka ambil wudlu, sholat, baca al-qur'an, atau baca buku, atau malah tidur. nanti habis itu biasanya mereka kembali normal.. semua tergantung masalahnya kok, Sar." Jawab hati kecil sok tahu.
"o gitu ya..."jawab Hati besar manggut-manggut sok tahu.
"kalau gitu kamu mau nyaranin Parcen apa?" lanjut Hati besar bertanya.
"la kalau kamu milih apa diantara yang semua tadi?"balas Hati kecil balik bertanya.
"semuanya" jawab Hati besar.
"Gimana caranya?"Hati kecil tak mengerti.
"Diurutin satu-satu, cil.. dari wudlu-sholat-baca Al-qur'an- baca buku- dilanjut tidu- dan semoga nanti pas bangun udah seger." jawab Hati besar antusia.
"Wah... kamu hebat, Sar. ok.. langsunng tak titipin lewat angian ya biar disampaikan ke Parcen. jawab Hati kecil bahagia.
"ok, Cilll" jawab Htai besar mantab.

Selang beberapa menit kemudian, angin berhembus pelan mengenai tirai kamar Parcen dan berlanjut mengibatkan rambut kusut Parcen.
Parcen menengok ke arah jendela sambil bergumam...

Angin.. 
hembusanmu yang lembut
tambahkan rindu dalam sanubari
kepada kekasihku nan jauh di sana
juga kedua orang tuaku yang ada di seberang pulau...

Angin... 
sampaikan salamku buat mereka orang-orang yang ku sayang..
Semoga mereka baik-baik saja di sana..

Tak lama kemudian Parcen beranjak dari tempat duduknya sampik mengibas-ngibaskan rambutnya yang penuh ketome karena tiga hari belum dikeramas. Lalu Parcen mengambil buku diary berwarna biru dan menuliskan sesuatu diatas kertas.
Rindu ini benar-benar membuatku gundah semalaman. 
Aku ingin kalian baik-baik saja di sana.
Dalam setiap desahan nafas aku selalu berdoa untuk kalian semua..

Setelah itu dia menutup buku dan menaruh di tempat semula. 
lalu Parcen melangkahkan kaki ke kamar mandi dengan senyum yang mengambnag di bibir manisnya.

Hati kecil dan Hati besarpun tersenyum bahagia.