Senin, 18 Maret 2013

Cerita Mbah Buyut yang Berusia Satu Abad

Terhitung, hampir satu bulan tidak nulis di sini. Alhasil, banyak cerita terhambur, banyak cerita tercecer, dan banyak cerita terendam hingga aku tak tahu bagaimana lagi harus mengumpulkannya.
Namun, it's no problem. tetap ada cerita menarik dan menggelitik hati untuk ditulis di sini. Sebulan berjalan, pastlah banyak cerita dan pengalaman yang ku dapat. Dan semua itu akan menjadi bagian yang berharga dalam hidup, karena Pengalaman adalah Guru yang Terbaik.

Kali ini, saya tertarik melihat gambar yang ada di ponsel. Ini dia gambar yang ada di ponselku:

gambar diambil oleh Cenung di rumah mbah buyut
Ya, ini adalah mbah buyutku. namanya mbah buyut Kamisah. Beliau asli orang Pati, tepatnya desa Pelemgede, Pucakwangi, Pati. Usianya mencapai satu abad. sayangnya, saya tidak tahu kapan tanggal lahir pastinya. bahkan bapak saya yang asli cucunyapun lupa berapa persis usianya. Di desa Pelemgede, buyut Kamisah termasuk salah satu orang yang tertua dengan usianya yang mencapai sekitar satu abad.
Tapi, saya mencoba tidak mempermasalahkan persoalan usia mbah buyut saya yang tinggal satu-satunya ini. Yang saya pikir sekarang ini adalah, bagaimana caranya saya bisa membuat beliau bahagia mengingat di jaman dahulu kala, saat aku yang masih ingusan, aku suka sekali merepotkan beliau. 

Di usianya yang sudah lanjut itu, buyut Kamisah menyimpan banyak cerita dari jaman penjajahan hingga jaman sekarang ini yang menurut beliau jaman sekarang ini sudah enak, tidak suburuk seperti jaman dulu kala buyut masih muda. 

Bayangkan saja, dahulu kala, jika ingin pergi jauh satu-satunya alat transportasi adalah sepeda. Dan itupun kalau punya. kalau tidak punya? Maka anda harus siap jalan kaki dengan jarak berkilo-kilometer. Akses kendaraan umum pada masa mudanya buyut Kamisah belum ada, karena lokasi yang ada di pedalaman dan jauh dari keramaian. 

Dalam keriput kulitnya, beliau menyimpan bekas kecantikan alamiah seorang gadis desa. Sekarang beliau tinggal bersama anak terakhirnya, yang lokasi rumhanya sebenarnya tidak jauh dari rumah. 
Dan saya harus bersyukurm karena dari sekian cicitnya, akulah cicit yang selalu diingat dan disayang oleh beliau. :-)

Maka, jika aku pulang rumha, hal yang wajib kulakukan adalah mengunjungi buyut tersayang dengan membawakan beberapa potong roti empuk. Sembari kami bercanda ala kadarnya (karena saya harus bicara keras-keras jika berbincang dengan buyut) ku bukakan roti empuk itu. Buyut akan mengunyah roti empuk itu sambil tertawa mendengarkan cerita ini-itu. 

Ya, inilah buyutku tersayang yang masih bisa menikmati indahnya alam hingga tahun 2013. Dan alasan yang membuatku ingin pulang adalah karena aku kangen buyut.

8 komentar:

  1. wah, senengnya??? pasti punya banyak cerita sejarah yah?

    BalasHapus
  2. iya, ceritanya banyak... Tapi sekarang kalo cerita sukanya ngelantur, mas... Mungkin karena udah sepuh jadi alurnya kemana-mana...

    BalasHapus
  3. Iya, beliau emang udah sepuh banget, mas Pagarijo....

    BalasHapus
  4. wah serius satu abad
    Wanita tertua sampai 115
    smoga terus diberi umur panjang

    salam
    asmari
    asmarie.blogdetik.com

    BalasHapus
  5. tua sekali aku aja gak tau cerita mbahku apalagi mbah buyutku

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan jejak di blog saya.. :-)