Selasa, 20 Juni 2017

Rakor dan Buber

"Kamu tau?  Aku ingin menuliskan sesuatu. " kata Kanan pada si Kiri.
"Apa?" kiri mengelap keningnya.  Lalu mendekati Kanan.  "Menulislah.  Aku akan menemanimu."
"Kamu tak ingin tanya apa yang ingin kutulis?" Kanan tampak ragu.
"Kamu selalu begitu. Mengajak diskusi,  lalu kecapekan saat kamu harus menuliskannya.  Hasilnya?" Kiri mencerna.
Kanan tertawa,  lalu mereka asik menulis dan sesekali bercanda ria untuk merefresh otak dan menggali ide.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Ini adalah tentang hari ini, di penghujung sore tanggal 19 Juni 2016. Aku dan temanku, Mbak Uwik datang ke acara rapat koordinasi PKH kabupaten Pati.  Kami berdua memilih berangkat ke Pati secara boncengan.  Banyak alasan,  diantaranya adalah:
1. undangannya sore,  otomatis pulang malam.
2. Yang datang perwakilan dua orang.

Fiks,  jam 15.00 kami berangkat.  Jalan dengan kecepatan normal,  sedikit bersantai sembari menikmati udara sore.  Sesampai di lokasi,  belum dimulai.
"Alhamdulillah,  gak telat,  Mbak." ucapku.
"Iya.  Duduk dimana,  Dik?"
"Sini yuk mbak." ajakku memilih bangku nomor dua.  Iya,  nomor dua.  Kami tidak memilih deretan pertama meski masih ada beberapa yang kosong. Tanya kenapa? Biar bisa bolos. Haha
Tapi ternyata,  kami mengikuti acara sampai usai.  Alhamdulillah.  

"terus apa yang yang didapat?  Bisakah kamu menceritakan ulang?" tanya Kiri pada Kanan.

Kanan memutar otak,  lalu diperas agar ingatannya kembali menjuat tentang materi yang disampaikan tadi sore.  Secara,  Kanan sadar tadi sore Cenung tidak mencatat.  Atau, malah Cenung tidak memperhatikan.
Satu persatu si Kanan mulai mengurai.
"Kamu tahu?  Tadi rakor yang diisi oleh pak korwil dilakukan by gadget." Kanan mulai mengingat.

"Kok bisa?  Itu gimana?" Kiri penasaran.
"Biasa aja.  Jangan katrok gitu." Kanan mulai sombong.  "Materinya dikirim ke Grup WA.  Lalu didonlod.  Nah,  itu materinya.  Pak korwil menjelaskan."

"Oke, tentang apa?" Kiri nggak sabar dan sebal.

"Intinya adalah tentang mekanisme penyaluran bantuan PKH yang akan dikakukan secara non tunai.  Yang harus kita lakukan adalah:
- memastikan keluarga Penerima Manfaat (KPM)  bisa hadir saat pembukaan rekening.
- memastikan semua data dukung KPM sudah cocok dengan data mandatory.
- melakukan edukasi kepada KPM terkait tata cara pengambilan uang bantuan di ATM,  terutama UNTUK KPM yang sudah tua dan belum tahu tata cara pengambilan uang di ATM.
- melakukan edukasi kepada KPM terkait tanggung jawab atas uang bantuan yang sudah dicairkan via rekening.  Artinya,  misalkan uang bantuan tahap 1 atau 2 sudah cair dan KPM meminta tolong kepada keponakan atau saudara untuk mengambilkan. Ternyata uang yang diberikan oleh saudaranya tidak sesuai dengan jumlah nominal yang seharusnya cair pada tahap tersebut,  maka hal tersebut bukan lagi tanggung jawab Pendamping."

Lalu kanan berhenti,  mengelus kening dan memandang gadget yang tak henti-hentinya mengabarkan ada pesan masuk.

"terus?" Kiri memukul kanan.  Kiri tak sabar mendengarkan lanjutannya.
"Duh,  bacalah sendiri.  Ini tak kasih materinya.  Nanti kalau gak paham tanyakan saja.  Teman-teman pasti siap bantu untuk menjawab.  Yang pasti,  beberapa tahapan sudah dilakukan." Kanan menyusupkan dirinya ke dalam kepala.

"Oiya,  usai materi,  acara ditutup.  Lalu adzan magrib berkumandang.  Terus para hadirin buka bersama.  Nikmatnya buka bersama,  meskipun beberapa ada yang memilih di teras dan di pinggiran mushola." Kanan berteriak dari dalam kepala.

Kiri pun mengejar kanan.

"Mbak,  gak makan?" tanya Cenung ke mbak Uwi yang masih membahas acara halal bi halal dengan teman-teman kawedanan.

"Di rumah saja,  kita pulang duluan wae yuk"
"Ayuk" Cenung menyetujui usulan mbak Uwi karena perut masih terasa kenyang.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹