Sabtu, 11 Februari 2017

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH NHW#3

Kelas Matrikulasi telah memasuki minggu ketiga, dan NHW #3 adalah tentang membangun peradaban dari dalam rumah. NHW #3 ini sangat luar biasa dan inspiratif. Kenapa? Karena dari sini saya harus mengembalikan masa dan rasa cinta seutuhnya dengan cara mengirimkan surat… Waaa hal ini menjadikan saya ingat saat masih gadis dulu. Saya dan suami pertama kali kenal di Desa kajen-Margoyoso-Pati pada tahun 2004. Saat itu kami masih sama-sama sekolah. Kami dikenalkan oleh seorang adik kelas yang kebetulan sudah seperti saudara suami sendiri. Saat itu kami belum pernah ketemu, hanya untaian suratlah yang menjadi penghubung komunikasi kami. Ya, ya. Surat cinta itu namanya. Tanpanya (surat cinta) hidup ini serasa ada yang kurang… Cieee
Hal itu berjalan lumayan lama. Setelah kami lulus dari sekolah, kami melanjutkan sekolah sesuai tujuan kami masing-masing. Dari sini, sudah tidak ada lagi surat cinta seperti biasa. Tapi, kami tidak lost contak. Masih ada cinta dalam jiwa. (Cieeeee). Dan ternyata, alat komunikasi semakin maju aj nih.
Dan Alhamdulillah,  tahun 2013 kami dipertemukan kembali dalam ikatan suci bernamakan pernikahan.
Kali ini, NHW#3 saya harus kembali membuat surat cinta. Alamakkk sangat deg-degan hati ini. Tapi e tapi, inginnya saya kasih langsung. Tapi, berhubung kami LDR, yasudah suratnya saya kirim via WA. Responnya? Aihh senang banget meski itu hanya via WA. 😉
Untuk membangun peradaban dari dalam rumah, saya harus mengenali potensi dan kelebihan yang dimiliki oleh keluarga saya.
Suami (Nuruddin, 30 tahun)
Suami saya termasuk suami yang sabar luar biasa karena bisa menghadapi saya yang penuh dengan kebawelan dan permintaan. Selain itu, beliau juga merupakan seseorang yang memiliki kesungguhan dalam melakukan suatu pekerjaan dan memiliki semangat yang tinggi. Suami saya memiliki keahlian sebagai Teknisi Komputer. Kesukaannya adalah memasang bongkar computer dan mesin-mesin lainnya. Keistimewaan beliau bagi saya adalah beliau merupakan suami yang menyayangi keluarga. Terbukti kesibukannya masih menyempatkan mengunjungi keluarga dan orang tua. Dan saat pulang ke rumah pasti selalu membantu kesaibukakn orang tua. Dan satu hal lagi yang menjadi tambahan penyedap kecintaan saya karena beliau suka memasak (ini masuk poin plus plus. Karena memiliki suami yang pintar dan suka memasak itu sangat membahagiakan, lho…).  Selain itu, suami memberi kepercayaan dan kebebasan istri untuk melakukan aktivitas yang dipilih, selama itu baik dan dilakukan secara konsisten.
Anak (Akmaluddin fachri Nur Ahmad, 2 tahun 7 bulan)
Fachri, dia adalah buah hati kami. Anaknya yang begitu lincah membuat kami selalu gemes. Si kecil Fachri sudah tau konsep diri meskipun belum begitu paham maknanya, yaitu “anak pintar dan lincah”. Selain lincah, Fachri anak yang ceria. Suka bercerita dan suka dibacakan cerita. Mainan yang sangat disukainya adalah main mobil-mobilan. Di usianya yang 2 tahun 7 bulan ini fachri sudah bisa diajak komunikasi dua arah, meskipun kadang ada beberapa yang belum bisa tertangkap dengan baik. Fachri bisa diajak kerjasama dengan baik. Hal ini terbukti saat Ayahnya mau berangkat kerja, Fachri ikut serta mengantarkan sampai depan rumah dan salim, cupika cupiki, jawab salam, dan dada. Begitu pula saat Bundanya mau berangkat kerja juga begitu, meski kadang rengekan kecil “Bunda di rumah saja..” sering terucap.
Istri (Nur Hasanah, 28 tahun)
Saya adalah istri yang masih banyak kekurangan. Inginnya jadi istri sholihah, penyabar dan menjadi ibu teladan. Tapi, dalam praktek untuk menjadi itu semua ternyata lumayan menguras tenaga. Lebih sulit dibanding ketika saya sedang menghadapi Ibu-Ibu dampingan saya. Tapi nih, kata suami, saya termasuk ibu yang baik. Alhamdulillah saya memiliki suami yang mendukung hobi saya. Saya suka sekali ketika anak minta dibacakan cerita. Kesenangan ini saya lengkapi dengan mengoleksi buku bacaan, baik itu Novel, buku anak atau lainnya. Harapan saya ke depan adlah agar saya bisa membuka Rumah Baca yang bisa dimanfaatkan oleh keluarga saya secara pribadi ataupun oleh Masyarakat umum secara gratis.



Tentang Lingkungan Tempat Tinggal saya
Saya bertempat tinggal di Desa Pelemgede RT 06 Rw 02, Kecamatan Pucakwangi Kabupaten pati. Daerah saya adalah perbatasan antara Kabupaten Pati dan BLora. Lumayan jauh dari pusat kota. Keadaan sekitar saya sekarang sudah lebih maju dari dahulu. Ruko-ruko sebagai pusat perbelanjaan sudah mulai didirikan sepanjang jalan. Di Kecamatan saya ada dua pasar yaitu Pasa Balong yang berlokasi di Kelurahan Pucakwangi dan pasar Soko yang berlokasi di Kelurahan Sokopuluhan. Aktivitas jual beli di pasar ini tidak setiap hari, namun terjadwal. Adapun jadwalnya adalah PON, KLIWON, dan PAING pasar Balong. WAGE dan LEGI pasar Soko. Siap-siap buka kalender saja kalo mau ke pasar.
Lembaga Pendidikan di tempat saya sudah ada kemajuan dari tahun ke tahun. Begitu pula, orang tua masa kini juga sudah mulai faham dan menyadari bahwa pendidikan itu sangat penting untuk masa depan anak. Sekarang sudah mulai banyak dibuka les belajar untuk anak-anak baik di sekolahan maupun secara individu. Melihat perkembangan ini sangat menyenangkan.
Namun sayang, perkembangan pendidikan yang ada di daerah (kecamatan) saya belum dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Misal saja perpustakaan. Di tempat saya belum ada perpustakaan umum yang memiliki banyak koleksi. Kalaupun itu ada, mungkin rumah baca yang dimiliki secara individu. Namun sayang, rumah baca yang ada masih belum aktif secara maksimal.
Jika bisa memilih, saya ingin ikut suami di Semarang. Tapi, dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami mengambil kesepakatan seperti sekarang.
Sepanjang berjalannya waktu, Disini saya serasa menemukan intan permata. Saya menemukan sesuatu yang dulu belum saya tahu. Masyarakat yang begitu ramah, gotong royong yang masih kental terjadi di masyarakat kami. Saya juga menemukan antusias ibu-ibu yang mau belajar menulis dan membaca. Dan semangat saya dibakar dengan semangat anak-anak yang mau mampir ke rumah hanya ntuk sekedar membuka buku koleksi saya atau sekedar bermain bersama anak saya. Ya, sepertinya kami harus disini. Mendampingi ibu-ibu, membersamai anak-anak, dan juga berjuang bersama keluarga tersayang.
Semoga tahun 2017 ini kami bisa lebih baik. Amiin…

Salam Ibu Profesional,

Nur Hasanah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak di blog saya.. :-)