Kamis, 03 Maret 2011

Ondhol adalah makanan khas Paninggaran

Hidup adalah rangkaian cerita yang tiada batas..., indah untuk dikenang dan juga manis untuk disimpan.
ada cerita dalam hembusan nafas, banyak kenangan dalam hitungan detik. begitu juga dengan Cenung, sungguh tiada akan habis cerita dalam hidup, baik manis, pahit, senang, ataupun duka.
Karena begitulah adanya hidup, yang selalu ada kenikmatan juga kebahagiaan dalam rasa syukur yang ada dalam jiwa setiap insan.
satu cerita untuk kalian semua...
selamat menikmati petualangan di Paninggaran...

 Jum’at 21 januari 2011
Hari kedua dirumah ibu. Saya bangun jam 05.30 dan saya langsung masuk kamar mandi buat mandi. (dingin banget...)). Saya lihat ibu sedang masak, tapi maaf banget bu, saya harus mandi jadi pasti gak bisa bantu ibu. Benar saja habis mandi ibu sudah selesai masaknya. Sekitar Jam 06.00 anak-anak sudah siap-siap sekolah kecuali Sinta dan Lia katena mereka berdua sekolah di MTS, jadi pada hari jum’at mereka libur. Sekitar jam setengah 7 saya duduk diluar bersama ibu. Saya dan ibu bercerita tentang keadaan desa. ibu banyak menceritakan dusunnya, bahwa sebelah barat dari dusun Sidomas adalah dusun Lumbung. Selain itu, kalau pagi-pagi selalu dingin. Airnya juga gak pernah kekeringan meskipun musim kemarau karena airnya langsung turun dari pegunungan (ah, yang ini beda banget ma di rumahku yang tiap musim kemarau pasti kekeringan sampai para petani enggan ke sawah). Konon kata bapak dan ibu, iuran yang dikenakan untuk membayar air ini sebesar tiga ribu rupiah perbulan (murah banget ya...??)
sekitar jam tujuh Kurang seperempat saya menikmati sarapan pagi, disini makanannya penuh gizi meskipun masakannnya jenis masakan yang sederhana. Seperti pagi ini, sarapan yang terhidangkan adalah mie goreng, telur, tempe, dan ada ikan pindang. Minumannya adalah teh hangat. Wah.. benar-benar mantab...
Bapak sendiri sibuk dengan kerjaannya, yaitu membenahi rumah bersama tukang kayu yang disewa. Selain menggeser kamar, rumah bagian belakang (dapur), dinding rumah bagian barat juga dibenahi yaitu dipaku ulang agar lebih kuat. Oya, ada yang belum saya ceritakan. Rumah bu bau ini berbentuk minimalis dan sederhana. Dinding rumahnya terbuat dari papan kayu yang papannya dibuat dengan gaya tidur. Lantainya terbuat dari ubin, atapnya genting (kenthÄ›ng press). Usuk sama rusuknya terbuat dari bambu. Rumahnya terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama yaitu rumah depan yang dibagi menjadi lima ruangan, ruang pertama ruang tamu yang sekaligus menjadi tempat nonton TV dan berkumpulnya keluarga. Diruang ini ada dua meja besar dan meja kecil, ada kursi kayu dan kursi plastik yang biasanya digunakan duduk-duduk dan mempersilahkan tamu, kamar tidurnya ada tiga.  bagian depan (selatan) tempat tidur bapak dan ibu, bagian utara dibagi menjadi dua kamar yang bagian paling barat menjadi tempat tidur saya dan partner (seharusnya tempat tidur anaknya yang perempuan), samping timur kamar saya tempat tidur anaknya, samping timurnya lagi ruang kosong yang biasanya difungsikan sebagai tempat tidur. Hal yang menarik bagi saya yaitu adanya tempat tidur diatas yang mana tempat tersebut berada di langit-langit rumah yang difungsikan sebagai tempat istirahat ketiga anak lagi-laki kecil. Tangga yang digunakan untuk naik adalah ondho yang terbuat dari bambu. Rumah kedua yaitu bagian belakang yang difungsikan sebagai dapur sekaligus ruang makan, dan kamar mandinya. Rumah belakang ini terbuat dari bambu dan berlantaikan tanah. Kamar mandinya sendiri masih menggunakan dinding bambu (kalo mandi bisa diintip ni...hihihihi..jadi harus pakai kemben...)
Sehabis makan saya bantu-bantu Lia dan Sinta yang mencuci piring. Setelah itu, saya menulis data harian sampai sekitar pukul 09.30. sehabis menulis data harian, saya langsung mencuci baju. Karena hujan gerimis, jadi baju saya jemur dibelakang, ah tepatnya sih dikamar mandi. Jam 10.00 saya didapur ikut bantu ibu yang sedang memasak. Ibu habis dari pasar. Beliau membeli jajan pasar yang namanya ondol (jajan yang terbuat dari singkong= dan dibentuk bulat – bulat lalu digoreng). Ibu memasak pecel lele dan pindang goreng serta sayur bening. Eh, ada yang menarik lho,,, ibu buat sambel pecelnya pake santen (tapi rasanya enak juga...). kata ibu, cabai satu kilo disini harganya Rp30.000, yang ini benar-benar murah dibanding harga dijogja, lele satu kilo harganya 15.000, tapi minyak gasnya mahal... satu liternya 10.000.
Sekitar jam 10.30 saya menonton TV bersama Santi dan Lia. Berhubung sinyal TV nya yang hisa hanya sinyal Global Tv dan SCTV, jadi saya dan anak-anak menonton TV yang sekiranya enak dilihat saja. Pagi ini saya menonton Miracle di Global TV. Pada saat ini bapak masih sibuk dengan kerjanya, dan jam 11.00 bapak dan tukang kayu mengakhiri kerjanya dan dilanjutkan makan siang. Setelah itu, bapak siap-siap mau jum’atan dan jam 11.30 bapak berangkat jum’atan. Jum’atannya di masjid Lumbung (lumayan jauh). Ah iya, Hendi juga main kerumah sekitar jam 12.00. dia jalan kaki boo.. uh kasian kehujanan, mana gak ake payung ati jas hujan lagi. Akhirnya setelah sampai rumah dia berbincang-bincang sama Ajeng dan ditemui ibu, dan saya juga. Lalu dilanjutkan makan bareng (ihi.. Ajeng...). jam setengah satu Hendi pulang ke tempatnya yang di Kauman dan diantarkan sama Ajeng sampai bawah.
kekayaan Sidomas
Pukul 16.00 saya kekamar mandi. Setelah itu saya duduk dibelakang bersama bapak, ibu, dan Ajeng. Bapak dan ibu sedang membenahi tata letak ruang belakang. Akhirnya ruang belakang sekarang bisa difungsikan sebagai ruang makan dan berkumpul. Sore hari yang dingin-dingin kayak gini emang enaknya ngopi, akhirnya saya membuat kopi Good day dan membuatkan satu untuk bapak. Minum kopi sambi makan ondol dan tempe goreng, duh nikmatnya..... sambil saya makan dan bapak membenahi rumah, kami mengobrolkan dusun Sidomas. Kata bapak di Dusun Sidomas ada satu pesantren yang namanya Pondok pesantren Khoirul Mustofa. Pengasuh pondok pesantren tersebut adalah pak Selamet, yang biasanya dipanggil Pak Yai. Pak yai juga merupakan saudara bapak, yaitu adik sepupu bapak. Bapak juga bercerita bahwa di Pondok tersebut kegiatannya adalah belajar dan mengaji. Waktu istirahatnya adalah jam 6 – jam 8 pagi, dan ba’da dhuhur. Jam dua di lanjutkan lagi mengaji. Santri putra kalau sedang libur biasanya membantu pak Yai pergi ke hutan mencari kayu.  
Disamping bapak dan ibu yang sibuk, anak-anak juga tampak ramai sedang bermain di kamar atas. Mereka tampak ceria bermain dengan saudara-saudaranya itu. Sekitar jam 17.00 ketiga anak laki-laki kecil pergi bermain bersama teman-temannya. Mereka main bola. Lia, Santi, dan Mala sedang main bekel, jadi saya nimbrung yang ini saja ah....
Setelah bermain bekelnya selesai, dan bapak ibu juga sudah tampak santai, akhirnya kami nonton TV. Acara yang kami lihat masih sama dengan kemaren sore, yaitu Pinguin Madagaskar, Arti sahabat dan Spongebob. Tv dimatikan ketika adzan berkumandang. Bapak dan ibu sekeluarga sholat magrib di mushola yang ada di depan rumah. Selesai sholat magrib, anak-anak mrngaji dirumah pamannya (samping rumah). Lalu saya makan bersama dengan bapak dan ibu. Habis makan , ibu pergi ke acara kondangan (hitanan) di dusun sebelah. Anak-anak sudah selesai mengaji lalu dilanjutkan belajar membaca dan mengerjakan PR untuk pelajaran besok sampai pukul setengah delapan. Setelah itu kami semua menonton TV. Acara yang dilihat yaitu Cinta Fitri, dan OVJ. Jam sembilan malam semuanya sudah mulaii bergegas menuju kamar masing-masing untuk istirahat. Selamat malam.......

# bau adalah sebutan untuk kepala dusun. karena kepala dusu di Sidomas adalah seorang wanita, maka di panggil bu bau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak di blog saya.. :-)